HARI GIZI NASIONAL – 25 Januari
2017
Peningkatan Konsumsi Sayur dan Buah Nusantara Menuju Masyarakat Hidup
Sehat
Indonesia masih mengalami
berbagai macam tantangan masalah gizi, setiap tahunnya pemerintah melalui
Kementrian Kesehatan memperingati tanggal 25 Januari sebagai hari gizi
nasional. Tahun ini pemerintah mengangkat tema “Peningkatan Konsumsi Sayur dan Buah Nusantara Menuju Masyarakat Hidup
Sehat” untuk mendukung program PBB Sustainable Development Goals (SDGs)
2030 pengentasan malnutrisi di dunia.
Tema besar yang diangkat
oleh Kementrian Kesehatan tersebut bukan tanpa alasan, karena konsumsi sayur
dan buah masyarakat Indonesia tergolong masih rendah menurut data dari Balai
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian pada 2011, diketahui bahwa
konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia hanya 34,55 kilogram per kapita per
tahun. Sedangkan konsumsi sayuran sebagai salah satu sumber serat bagi kesehatan,
selain buah, di Indonesia hanya 40,35 kilogram per kapita per tahun.
"Jumlah konsumsi buah ini jauh sekali dibandingkan dengan rekomendasi FAO
sebesar 73 kilogram per kapita per tahun dan standar kecukupan untuk sehat
sebesar 91,25 kilogram per kapita per tahun," kata Fiastuti Witjaksono,
Kepala Departemen Gizi RSCM dan spesialis gizi klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia saat ditemui dalam acara ‘Zespri Awali dengan Buah’ di
Double Tree Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, (25/5)
"Data lainnya
menunjukkan Indonesia adalah negara konsumsi buah terendah di regional
Asia," data Balitbang Kementan 2011,
yang menggambarkan perbandingan konsumsi buah Indonesia dengan Singapura,
China, Vietnam, dan Kamboja. Dalam data tersebut terlihat bahwa China menjadi
negara terbanyak mengonsumsi buah dengan capaian lebih dari 250 kilogram buah
per kapita per tahun. Disusul dengan Singapura dan Vietnam, lalu Kamboja.
Indonesia tidak sampai 50 kiloram per kapita per tahun.
Pola hidup sehat
masyarakat yang masih rendah inilah yang dapat memacu berkembangnya
penyakit-penyakit kronis seperti penyempitan pembuluh darah hingga sakit
jantung. Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat bisa dimulai dengan Pola
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) atau dengan menerapkan gizi seimbang antara
proporsi karbohidrat, serat, vitamin, protein dan lemak.
Sebagai seorang HSE
Officer dilapangan, konsumsi gizi para pekerja merupakan tanggung jawab kita
untuk menyediakan makanan yang sehat, bergizi dan tentunya jumlah kalorinya
disesuaikan dengan tingkat pekerjaan dari masing-masing pekerja serta tempat makan
yang bersih, bebas dari lalat, debu, dan kotoran lainnya. Karena makanan
merupakan sumber energi dari para pekerja untuk mengerjakan pekerjaannya supaya
hasilnya sesuai yang diharapkan dilapangan, jika pekerja tidak mendapatkan
makanan yang layak (tidak mengandung nilai gizi, porsi tidak seimbang, etc)
maka pekerjaan pun akan terhambat.